Kamis, 18 Desember 2008
Aku Adalah Aku
Aku adalah aku
Aku adalah apa yang hatiku mau
Lalu kenapa mereka mengejarku
Menatapku dengan curiga
Menampakkan seburat garis tanya
Mengapa mereka selalu menatapku
Memperhatikanku,
Seakan menampakkan dosa dosaku
Menyalahkan semua perbuatanku
Bicara ini, itu
Memaksa begini, begitu
Siapa kamu
Apa hakmu
Kamu adalah kamu
Aku adalah aku
Aku adalah apa yang hatiku mau
Made By : Areyes
Inspired By : Win-M
Aku adalah aku
Aku adalah apa yang hatiku mau
Lalu kenapa mereka mengejarku
Menatapku dengan curiga
Menampakkan seburat garis tanya
Mengapa mereka selalu menatapku
Memperhatikanku,
Seakan menampakkan dosa dosaku
Menyalahkan semua perbuatanku
Bicara ini, itu
Memaksa begini, begitu
Siapa kamu
Apa hakmu
Kamu adalah kamu
Aku adalah aku
Aku adalah apa yang hatiku mau
Made By : Areyes
Inspired By : Win-M
Kunang Kunang
Hatiku hitam muda
Menanti senyum manis esok pagi
Bersama Kunang kunang mengiringi
Berbagi cahaya hati
Tiba tiba awan gelap
Mendung menyelimut bumi
Kunang kunangku terbang berlari
Terbang berekor cahaya
Oh kawan,
Dunia terlampau luas
Untuk aku yng begitu kecil
Hingga takterhitung lagi keindahan ini
Mata meredup
Makin lama makin redup
Badai Tanya menghantam sukma
Tentang kedahsyatan Sang Pencipta
Tiba tiba mataku meredup
Dan kudapati
Matahari tlah menyinari
Dan kunang kunangpun
Kini telah pergi
Made by : Areyes
Inspired by : Win-M
Hatiku hitam muda
Menanti senyum manis esok pagi
Bersama Kunang kunang mengiringi
Berbagi cahaya hati
Tiba tiba awan gelap
Mendung menyelimut bumi
Kunang kunangku terbang berlari
Terbang berekor cahaya
Oh kawan,
Dunia terlampau luas
Untuk aku yng begitu kecil
Hingga takterhitung lagi keindahan ini
Mata meredup
Makin lama makin redup
Badai Tanya menghantam sukma
Tentang kedahsyatan Sang Pencipta
Tiba tiba mataku meredup
Dan kudapati
Matahari tlah menyinari
Dan kunang kunangpun
Kini telah pergi
Made by : Areyes
Inspired by : Win-M
Sajak Pelupa
Aku telah lupa bagaimana aku
Bisa lupa untuk melupakan hal
Yang seharusnya aku lupakan
Lupa kalau aku selalu lupa
Untuk melupakan apa apa yang ingin
Aku lupakan
Semua terlupakan begitu saja
Bahkan aku lupa bahwa aku harus
Melupakan apa yang seharusnya aku lupakan
Yaitu menjadi sesosok manusia
Yang terlupakan
Made By : Areyes
Inpired By : Win-M
Aku telah lupa bagaimana aku
Bisa lupa untuk melupakan hal
Yang seharusnya aku lupakan
Lupa kalau aku selalu lupa
Untuk melupakan apa apa yang ingin
Aku lupakan
Semua terlupakan begitu saja
Bahkan aku lupa bahwa aku harus
Melupakan apa yang seharusnya aku lupakan
Yaitu menjadi sesosok manusia
Yang terlupakan
Made By : Areyes
Inpired By : Win-M
Hikayah Titik Koma #8 (Ijinkan Ananda Jatuh Cinta)
Selasa 9 okto 07
Ibu,
Kenankanlah ananda bicara
Ibu,
Ijinkanlah ananda durhaka
Ibu,
Maafkan ananda
Ibu,
Putra tak pandai jaga mata
Putra tak bisa tahan hawa
Hingga terperosok dalam
Pada lembah api membara
Membakar jiwa
Ibu,
Maafkan ananda
ibu,
putra takut neraka
Ibu,
Perih terasa jiwa
Ibu,
Ijinkan ananda
Jatuh cinta
Made By : Areyes
Selasa 9 okto 07
Ibu,
Kenankanlah ananda bicara
Ibu,
Ijinkanlah ananda durhaka
Ibu,
Maafkan ananda
Ibu,
Putra tak pandai jaga mata
Putra tak bisa tahan hawa
Hingga terperosok dalam
Pada lembah api membara
Membakar jiwa
Ibu,
Maafkan ananda
ibu,
putra takut neraka
Ibu,
Perih terasa jiwa
Ibu,
Ijinkan ananda
Jatuh cinta
Made By : Areyes
Hikayah Titik Koma #7 (Pemuas Nafsu)
Senin 8 okto 07
Seminggu berlalu
Tujuh hari
Tujuh klali dua puluh empat jam
Tak secuilpun berubah dariku
Tak bergeser sedikitpun diriku
Terus saja kupuaskan nafsuku
Melamunkan dirimu
Diriku
Perasaanku
Tentang dirimu
Persetan kanan kiri
Aku terbius rasa
Indahnya kala itu
Semakin lama
Semakin gamblang
Menancap dalam hati
Made By : Areyes
Senin 8 okto 07
Seminggu berlalu
Tujuh hari
Tujuh klali dua puluh empat jam
Tak secuilpun berubah dariku
Tak bergeser sedikitpun diriku
Terus saja kupuaskan nafsuku
Melamunkan dirimu
Diriku
Perasaanku
Tentang dirimu
Persetan kanan kiri
Aku terbius rasa
Indahnya kala itu
Semakin lama
Semakin gamblang
Menancap dalam hati
Made By : Areyes
Hikayah Titik Koma #6 (Bayang)
Minggu, 07 Okto 07
Tiap cahaya bulan meredup
Tertutup pekat malam
Namun mata tak kunjung pejam
Terus menyala
Seakan curiga pada sang malam
Dengan semilir angina mencekam
Terbayang
Pandang
Kenang
Dirinya seorang
Kucoba hapus ingatan
Malah semakin membayang
Bagai daun ditebang
Malah makin rindang
Semakin kulupa
Smakin membara
Tuhan tolonglah sahaya
Made By : Areyes
Minggu, 07 Okto 07
Tiap cahaya bulan meredup
Tertutup pekat malam
Namun mata tak kunjung pejam
Terus menyala
Seakan curiga pada sang malam
Dengan semilir angina mencekam
Terbayang
Pandang
Kenang
Dirinya seorang
Kucoba hapus ingatan
Malah semakin membayang
Bagai daun ditebang
Malah makin rindang
Semakin kulupa
Smakin membara
Tuhan tolonglah sahaya
Made By : Areyes
Hikayah Titik Koma #5 (Hariku)
sabtu 6 okto 07
Matahari merekah di ufuk timur
Memberi cahaya cerah
Pada hati yang sedang sumringah
Secangkir kopi
Dengan dua helai roti
Berbalur selai
Kumulai hari ini
Dengan lamunanku
Semalam
Tentang perasaanku
Tentang dirimu
Tan tentang diriku
Ya, sejak saat itu
Hari hariku
Dibanjiri lamunan
Yang akan terwujud entah kapan
Made By : Areyes
sabtu 6 okto 07
Matahari merekah di ufuk timur
Memberi cahaya cerah
Pada hati yang sedang sumringah
Secangkir kopi
Dengan dua helai roti
Berbalur selai
Kumulai hari ini
Dengan lamunanku
Semalam
Tentang perasaanku
Tentang dirimu
Tan tentang diriku
Ya, sejak saat itu
Hari hariku
Dibanjiri lamunan
Yang akan terwujud entah kapan
Made By : Areyes
Hikayah Titik Koma #4 (Lamunanku)
Jum'at 5 okto 07.
Ini saatnya.
Ini waktunya
Tiit, tiit…
Bunyi ponsel butut dengan antenna besarnya
Yang akupun tak tahu tipenya
Sebuah pesan terbaca
“hei, dah siap lom.
Cpt brangkat yach, acaranya dah mo mulai ni.”
“iya, ntar lagi aku juga brangkat ko’.”
Semua sudah siap
Hanya stu yang belum
Yaitu aku
Semua ritual sudah kujalal
Tetap gagal
Hanya tinggal Satu
Do’a do’a yang terus terucap
Akupun taktahu do’a apa itu
Hingga lidahku kelu
Pada saatnya
Semua ritual, jampi dan do’a
Serta jurus jurus pernafasan yang telah kupelajari
Semua takberfungsi
Tak berguna
Mati
Diri serasa mayat hidup
Yang hatinya mati
Dalam raga yang bernyawa
Hanya dirimu
Sedikit perhatianmu
Sapa lembutmu
Yang aku tunggu
Untuk menghidupkanku
Dari mati suriku
Membuatku merasa hidup
Dalam hati yang telah mati
Pada hari hari berikutnya
Hari hariku takkan bermakna
Tanpa dirimu,
Hanya akan terbanjiri
Oleh lamunanaku
Tentang perasaanku
Tentang diriku
Tentang dirimu
Puisi ini belum berakhir
Dan takkan pernah berakhir
Sekalipun habis
Kata di dunia ini
Karena tiada suatu kata
Mampu menggambarkan perasaanku
Tentang diriku
Tentang dirimu
Tentang lamunanku
Made By : Areyes
Jum'at 5 okto 07.
Ini saatnya.
Ini waktunya
Tiit, tiit…
Bunyi ponsel butut dengan antenna besarnya
Yang akupun tak tahu tipenya
Sebuah pesan terbaca
“hei, dah siap lom.
Cpt brangkat yach, acaranya dah mo mulai ni.”
“iya, ntar lagi aku juga brangkat ko’.”
Semua sudah siap
Hanya stu yang belum
Yaitu aku
Semua ritual sudah kujalal
Tetap gagal
Hanya tinggal Satu
Do’a do’a yang terus terucap
Akupun taktahu do’a apa itu
Hingga lidahku kelu
Pada saatnya
Semua ritual, jampi dan do’a
Serta jurus jurus pernafasan yang telah kupelajari
Semua takberfungsi
Tak berguna
Mati
Diri serasa mayat hidup
Yang hatinya mati
Dalam raga yang bernyawa
Hanya dirimu
Sedikit perhatianmu
Sapa lembutmu
Yang aku tunggu
Untuk menghidupkanku
Dari mati suriku
Membuatku merasa hidup
Dalam hati yang telah mati
Pada hari hari berikutnya
Hari hariku takkan bermakna
Tanpa dirimu,
Hanya akan terbanjiri
Oleh lamunanaku
Tentang perasaanku
Tentang diriku
Tentang dirimu
Puisi ini belum berakhir
Dan takkan pernah berakhir
Sekalipun habis
Kata di dunia ini
Karena tiada suatu kata
Mampu menggambarkan perasaanku
Tentang diriku
Tentang dirimu
Tentang lamunanku
Made By : Areyes
Hikayah Titik Koma #3 (Smara Dhahana)
Kamis 4 okto 07
Semua berawal dari sebuah titik
Titik penutup prosa
Cerita yang telah lama
Kini,
Ketika titik mulai pudar
Teriring sajak sajak baru
Mengawali prosa panjang
Tanpa batas
Tanpa ujung
Tentang aku
Tentang kamu
Tentang kita
Tentang lamunanku
Tentang smara dhahana
Ketika titik mulai pudar
Prosa panjang tergelar
Pertama jumpa
Hambar
Jumpa kedua,
Kagumku memantik smara dhahana
Meski samara terasa
Ketiga dan seterusnya
Indera takkuasa merasa
Terlalu banyak rasa
Kagum puja
Takut suka
Membaur
Melebur
Menghancurkan indera perasa
Hingga implus tak lagi terbaca
Apa yang kurasa
Saatnya segera tiba
Debar
Getarjiwa
Tuhan
Tolonglah sahaya
Made By : Areyes
Kamis 4 okto 07
Semua berawal dari sebuah titik
Titik penutup prosa
Cerita yang telah lama
Kini,
Ketika titik mulai pudar
Teriring sajak sajak baru
Mengawali prosa panjang
Tanpa batas
Tanpa ujung
Tentang aku
Tentang kamu
Tentang kita
Tentang lamunanku
Tentang smara dhahana
Ketika titik mulai pudar
Prosa panjang tergelar
Pertama jumpa
Hambar
Jumpa kedua,
Kagumku memantik smara dhahana
Meski samara terasa
Ketiga dan seterusnya
Indera takkuasa merasa
Terlalu banyak rasa
Kagum puja
Takut suka
Membaur
Melebur
Menghancurkan indera perasa
Hingga implus tak lagi terbaca
Apa yang kurasa
Saatnya segera tiba
Debar
Getarjiwa
Tuhan
Tolonglah sahaya
Made By : Areyes
Hikayah Titik Koma #2
Rabu 3 okto 07
Semua berawal dari sebuah titik
Dalam keadaan sama
Dalam keadaan buta
Tanpa sela, tanpa rasa
Diri terasa istimewa
Walau nyata biasa
Ketika titik mulai berubah
Menjadi sebuah koma
Terbukalah sebuah indera
Keadaan taklagi sama
Indera merasa berbeda
Tanpa sela, ada rasa
Diri terasa makin istimewa
Dengan rasa didalamnya
Dengan bimbang dibaliknya
Semua harus berakhir
Dengan sebuah titik
Keadaan taklagi sama
Terasa istimewa
Walau jiwa
Gundah gulana,
gegap gempita
Hancur
Kapankah kiranya
Kau tahu rasa
Di dalam dada
Berakhir kembali
Dengan sebuah titik
Made By : Areyes
Rabu 3 okto 07
Semua berawal dari sebuah titik
Dalam keadaan sama
Dalam keadaan buta
Tanpa sela, tanpa rasa
Diri terasa istimewa
Walau nyata biasa
Ketika titik mulai berubah
Menjadi sebuah koma
Terbukalah sebuah indera
Keadaan taklagi sama
Indera merasa berbeda
Tanpa sela, ada rasa
Diri terasa makin istimewa
Dengan rasa didalamnya
Dengan bimbang dibaliknya
Semua harus berakhir
Dengan sebuah titik
Keadaan taklagi sama
Terasa istimewa
Walau jiwa
Gundah gulana,
gegap gempita
Hancur
Kapankah kiranya
Kau tahu rasa
Di dalam dada
Berakhir kembali
Dengan sebuah titik
Made By : Areyes
Hikayah Titik koma #1
Selasa 2 okto 07
Saat pertama aku melihatmu
Timbullah sebuah tanda Tanya
Saat aku melihatmu bicara
Timbullah tanda seru
Menggebu gebu
Di dalam hatiku
Semakin aku melihtmu
Semakin besar si tanda Tanya
Tapi, timbul pula sedikit koma
Akankah kau sudah takbisa
Ah, persetan dengan koma
Tanda Tanya mengalahkan segalanya
Kuberanikan mendekatimu
Dengan apa adanya diriku
Saat aku melihatmu
Saat kau bicara padaku
Kurasa jantungku berhenti
Hidup seakan mati suri
Kini,
Saat kata ini harus terhenti
Dengan sebuah titik
Seribu tanda tanya
Masih mengganjal hati
Apa…?
Mengapa…?
Bagaimana…?
Dan seterusnya
Hingga terpakai semua kata
Oh titik
Mengapa engkau harus ada
Hingga
Menghentikan lamunanku tentang dia
Titik.
Made by :Areyes
Selasa 2 okto 07
Saat pertama aku melihatmu
Timbullah sebuah tanda Tanya
Saat aku melihatmu bicara
Timbullah tanda seru
Menggebu gebu
Di dalam hatiku
Semakin aku melihtmu
Semakin besar si tanda Tanya
Tapi, timbul pula sedikit koma
Akankah kau sudah takbisa
Ah, persetan dengan koma
Tanda Tanya mengalahkan segalanya
Kuberanikan mendekatimu
Dengan apa adanya diriku
Saat aku melihatmu
Saat kau bicara padaku
Kurasa jantungku berhenti
Hidup seakan mati suri
Kini,
Saat kata ini harus terhenti
Dengan sebuah titik
Seribu tanda tanya
Masih mengganjal hati
Apa…?
Mengapa…?
Bagaimana…?
Dan seterusnya
Hingga terpakai semua kata
Oh titik
Mengapa engkau harus ada
Hingga
Menghentikan lamunanku tentang dia
Titik.
Made by :Areyes
Diantara Dua Pilihan
Senin 1 okto 07
Liburan yang menyenangkan
Tibatiba berubah
Hanya karena dua buah pilihan
Ya, dua buah pilihan menyebalkan
Tapi apa daya
Salah stunya harus dikerjakan
Pekerjaan yang sama sama menyulitkan
Ini bukanlah keluhan
Ini hanya ungkapan
Tentang dua pilihan menyebalkan
Dimana salah satunya
Harus dikerjakan
Hingga tulisan ini kuakhiri
Masih terdapat kebingungan di hati
Tentang apa yang harus kutulis nanti
Made by : Areyes
Senin 1 okto 07
Liburan yang menyenangkan
Tibatiba berubah
Hanya karena dua buah pilihan
Ya, dua buah pilihan menyebalkan
Tapi apa daya
Salah stunya harus dikerjakan
Pekerjaan yang sama sama menyulitkan
Ini bukanlah keluhan
Ini hanya ungkapan
Tentang dua pilihan menyebalkan
Dimana salah satunya
Harus dikerjakan
Hingga tulisan ini kuakhiri
Masih terdapat kebingungan di hati
Tentang apa yang harus kutulis nanti
Made by : Areyes
Teruntukmu Gadis Yang Selalu Kutunggu
Andai kau tahu...
Sebuah jiwa yang kan merengkuhmu
Segumpal hati yang ingin berbagi rahasia
Sebentuk bibir yang kan selalu tersenyum padamu
Sebidang dada yang menunggumu tuk bersandar
Sepasang bola mata yang terus memandang
Dengan kucuran air mata
Menanti kau datang dari kejauhan
Jemari yang kan mengusap peluhmu, menghapus air matamu
Namun tak perlu kau tahu
Biarlah ku tetap disini
Menunggu penuh rindu
Menanti tuk jadi tulang rusukmu
Berharap kan selalu bersamamu
Tuk arungi waktu....
Made by : Areyes
Inspired by : Win-M
Andai kau tahu...
Sebuah jiwa yang kan merengkuhmu
Segumpal hati yang ingin berbagi rahasia
Sebentuk bibir yang kan selalu tersenyum padamu
Sebidang dada yang menunggumu tuk bersandar
Sepasang bola mata yang terus memandang
Dengan kucuran air mata
Menanti kau datang dari kejauhan
Jemari yang kan mengusap peluhmu, menghapus air matamu
Namun tak perlu kau tahu
Biarlah ku tetap disini
Menunggu penuh rindu
Menanti tuk jadi tulang rusukmu
Berharap kan selalu bersamamu
Tuk arungi waktu....
Made by : Areyes
Inspired by : Win-M
Tembang Pati
Poro sederek sedoyo
Jalwestri, enom lan tuwo
Elingo mbesok bakal tinimbalan
yen tinimbalan rakeno wakilan
Timbalane kang Moho Kuwoso
Gelem ora, bakal dipekso
Diklambeni mori
Yen wis budal rakeno bali
Nitih kreto
Roda papat sirah manungso
Jujugane mlebu guwo
Tanpo bantal, raono kloso
Den nduwure dipasang andang
Diuruk, disiram kembang
Sanak kadang podo nyawang
Podo nangis kelawan nembang
Made by Areyess
Inspired by Ipoel
Poro sederek sedoyo
Jalwestri, enom lan tuwo
Elingo mbesok bakal tinimbalan
yen tinimbalan rakeno wakilan
Timbalane kang Moho Kuwoso
Gelem ora, bakal dipekso
Diklambeni mori
Yen wis budal rakeno bali
Nitih kreto
Roda papat sirah manungso
Jujugane mlebu guwo
Tanpo bantal, raono kloso
Den nduwure dipasang andang
Diuruk, disiram kembang
Sanak kadang podo nyawang
Podo nangis kelawan nembang
Made by Areyess
Inspired by Ipoel
Suatu Pagi
Wahai temanku
Kesinilah temani aku sekarang
Agar kau tak menyesal kemudian
Tuk menjadi saksi
Tentang sebuah peristiwa KeTuhanan
Ketika gunung tak lagi berwarna biru
Tapi keemasan
Ketika awan tak lagi kelam
Tapi berubah jingga
Ketika pohon tak lagi hijau
Tapi hitam tertimpa cahaya
Yang merekah di ujung cakrawala
Merenda siluet Maha Indah
Pada Suatu Pagi.
Made by: Areyessintesis
Inspirated by Win-M
Wahai temanku
Kesinilah temani aku sekarang
Agar kau tak menyesal kemudian
Tuk menjadi saksi
Tentang sebuah peristiwa KeTuhanan
Ketika gunung tak lagi berwarna biru
Tapi keemasan
Ketika awan tak lagi kelam
Tapi berubah jingga
Ketika pohon tak lagi hijau
Tapi hitam tertimpa cahaya
Yang merekah di ujung cakrawala
Merenda siluet Maha Indah
Pada Suatu Pagi.
Made by: Areyessintesis
Inspirated by Win-M
Selasa, 16 Desember 2008
Langganan:
Postingan (Atom)