Minggu, 28 November 2010

JALAN HIDUP





Seorang pejuang yang paling diburu tentara elit istana akhirnya tertangkap hidup. Ia tertangkap setelah beberapa panah menembus kaki kiri dan kanannya. Namun begitu, tangan kakinya tetap dirantai dengan gembok baja.

Sepanjang perjalanan dalam gerobak kayu yang membawanya menuju istana, sang pejuang tidak menampakkan sedikit pun takut dan penyesalan. Kerumunan rakyat yang secara kebetulan berpapasan dengan iring-iringan tentara dan tawanan sang pejuang menatapinya dengan berbagai rasa. Terbersit di telinga sang pejuang suara rakyat yang berbisik ke sesama mereka, “Kasihan, ya!”

Mendapati tawanan sang pejuang sudah tiba di istana, raja begitu gembira. Ia berjanji akan memberi hadiah kepada pasukan elitnya. Saat itu juga, berita gembira itu pun disampaikan sang raja ke seluruh menterinya. “Besok, ia akan dihukum pancung karena berani menentangku!” teriak sang raja bersemangat.

Salah seorang menteri yang masih kerabat dengan sang pejuang yang ditawan, meminta izin untuk bertemu untuk terakhir kalinya. Ia begitu prihatin melihat keadaan kerabatnya yang begitu mengenaskan. Sambil berbungkuk, sang menteri berbisik, “Saudaraku, kenapa kau tidak berpura-pura mengakui kekuasaan sang raja. Kalau kamu tetap keras seperti ini, esok kamu akan dihukum mati!”

Sang pejuang yang terkulai lemas pun tiba-tiba menatap tajam kerabatnya. “Saudaraku, semua yang hidup di dunia ini pasti akan mati. Tapi perhatikanlah, tidak semua yang akan mati itu, benar-benar hidup!” ucap sang pejuang sambil tetap menatap tajam kerabatnya.
**

Hidup adalah arena pertarungan antara yang hak dan batil. Pertarungan antara idealisme sebuah kebenaran dengan tuntutan syahwat kemanusiaan. Di situlah, Allah menguji orang-orang beriman dan para aktivis kebenaran: apakah fitrah, nurani, dan jiwa mereka bisa tetap bertahan hidup dalam ruh yang mulia?

Apa yang ingin disampaikan sang pejuang ketika akan berhadapan dengan kematian adalah, ”Saudaraku, hidup bukanlah sekadar bersatunya nyawa dan jasad. Hidup adalah ketika nurani kita bisa tetap konsisten untuk memilih mana yang hak dan mana yang batil, mana kemuliaan dan mana kehinaan?” (muhammadnuh@eramuslim.com)

KENAPA HATI




Hati,
Kenapa bertemu disaat begini
Saat saat kesendirian menghampiri

Hati,
Kenapa harus begini
Mengoyak hati atas prinsip yang ingin kuyakini

Hati,
Kenapa seolah memberi hati
Disaat semua terasa pergi

Hati,
Kenapa selalu samar begini
Padahal ku takmampu mengartikan setiap getaran ini

Hati,
Kenapa seolah engkau peduli
Pdahal bukan sanak, bukan saudari


Hati,
Kenapa selalu ingin bersama
Padahal bukan sepasang sejiwa

Hati,
Kenapa tiba tiba pergi
Padahal hati menunggu disini

Hati,
Kenapa lari
Padahal dahaga ini belum terobati

Hati,
Kenapa selalu datang dan pergi
dan selalu menyisakan luka hati

Hati,
Sebaiknya engkau pergi
Karena aku tak ingin ada sakit lagi

Hati,
Janganlah engkau datang lagi
Biarlah hati sendiri disini

Hati,
Aku ingin kembali
Kembali pada kebenaran sejati yang kuyakini

Hati,
Aku ingin hidup dalam kebenaran sejati
Kebenaran yang datang dari Ilahi

Hati,
Dengan keyakinan ini
Mampukah aku menjaga hati hingga nanti,
Dari hati hati yang silih berganti

Hati,
Bagiku hati itu suci
Harus dijaga, dan dipertanggung jawabkan di hadapan Ilahi

Hati,
Akan kujaga engkau sampai nanti
Dan akan pasrahkan hanya pada dia yang pula menjaga hati

Hati,
Akan tetap kujaga hingga nanti
Hingga datang dia yang juga menjaga hati
Unruk bersama sama, menghadapkan hati pada Illahi

Hati,
Akan kujaga keyakinan ini
Semoga semua halang dan rintang tidak akan menjatuhkan hatiku lagi




Kutulis atas hati hati samar yang seolah tiada henti mengoyak keyakinan...
SBY 28 Nop 2010

Made By : Areyes
Inspired by : Raemawati

Sabtu, 24 Juli 2010

KISAH LIMA EKOR AYAM



Suatu ketika terdapatlah lima ekor ayam. Ayam tersebut diasuh oleh ayam lainnya yang lebih dewasa. Lama diasuh oleh ayam dewasa, ayam ayam tersebut menjadi semakin akrab sehingga sudah seperti saudara sendiri. Karena sering bersama sama merasakan suka dan duka, ayam ayam tersebut juga semakin solid. Ayam dewasa ini memang sungguh hebat, tidak lama mengasuh, ayam ayam kecil yang tadinya bukan apa apa, kini menjadi ayam ayam yang unggul. Selang waktu berganti, sang ayam dewasa sudah tidak mampu lagi mendampingi ayam ayam kecil yang kini sudah tumbuh menjadi dewasa. Akhirnya sang ayam dewasa harus pergi meninggalkan kandandan ayam ayam yang dulu pernah diasuhnya.
Saat awal awal hidup tanpa sang ayam dewasa, lima ekor ayam ini masih begitu kompak. Mereka selalu bersama sama, kesana dan kemari, mencari makan, dan menahan dinginnya malam bersama sama. Sebenarnya mereka juga cukup sedih karena harus berpisah dengan sang ayam dewasa yang selama ini sudah mengasuh dan mendidik mereka menjadi seperti ini. Namun kehidupan haruslah tetap berjalan. Dengan ataupun tanpa sang ayam dewasa, mereka harus tetap bertahan.


Beberapa waktu kemudian, tiba tiba ada sebuah kotak makanan yang tergeletak di dekat kandang ayam. Si ayam kedua yang pertama kali menemukan kotak makanan tersebut, kemudian ia mengambilnya. Si ayam ketiga yang mengetahui hal tersebut, segera melapor kepada ayam ke empat. Mendengar hal itu, si ayam ke empat marah besar kepada ayam kedua karena menyangka bahwa si ayam kedua berusaha menyembunyikan kotak makanan yang ia temukan, padahal sebenarnya si ayam kedua hanya belum sempat mengatakan saja. Tapi karena si ayam ke empat sudah terlalu emosi, akhirnya pertengkaran tidak bisa dihindarkan lagi.
Si ayam pertama yang mengetahui pertengkaran tersebut berusaha melerai mereka, namun karena si ayam pertama ini memang ayam yang paling muda diantara kelima ayam lainnya dan memang ayam kedua dan ayam ke empat ini sedang sangat emosi ,maka sia sialah usaha si ayam pertama untuk melerai mereka. Akhirnya si ayam pertama berinisiatif untuk melapor kepada si ayam tertua, yaitu ayam kelima dengan harapan agar si ayam kelima ini mampu menyudahi pertengkaran yang terjadi.
Atas laporan dari si ayam pertama, akhirnya si ayam kelima bertindak juga. Sebagai ayam tertua, dia memutuskan untuk mengambil kotak makanan yang menjadi sumber masalah tersebut begitu saja tanpa memberi alasan yang jelas. Si ayam ketiga puas dengan keputusan tersebut, menurutnya, jika kotak makanan tersebut diambil oleh si ayam tertua, pasti akhirnya makanan itu akan dibagi secara merata, lain halnya jika kotak makanan tersebut dibawa oleh si ayam kedua, karena memang si ayam ketiga masih belum cukup percaya dengan si ayam kedua.
Sekarang malah gantian si ayam pertama yang tidak puas, memang keputusan si ayam kelima ini menghentikan pertikaian antara ayam kedua dengan ayam ke empat. Namun si ayam pertama kecewa karena si ayam kelima mengambil kotak makanan itu begitu saja, bukannya langsung membagikannya kepada kelima ayam yang ada, terlebih lagi si ayam kelima tidak memberikan alasan yang jelas atas keputusannya tersebut. Pada akhirnya si ayam pertama juga marah atas hal itu.
Karena kelima ayam tersebut sedang sama sama marah, akhirnya tidak satupun dari mereka yang saling berbicara, apalagi untuk mencari makan bersama. Hal ini berlangsung selama berhari hari sehingga kelimanya kepalaran dan hampir mendekati kematian.
Pada saat yang sedemikian genting, sang ayam dewasa yang dulu pernah mengasuh mereka tiba tiba saja muncul. Namun kini penampilannya sudah begitu lain hingga sulit dikenali lagi. Sang ayam dewasa kini sudah semakin tua bahkan berjalan saja sudah tertatih tatih. Kemudian sang ayam dewasa bertanya pada kelimanya : “wahai anak anakku, apakah gerangan yang telah terjadi ?”.Namun tidak satupun yang menjawab, mereka semua hanya mengglepar gelepar karena kelaparan.
Akhirnya sang ayam dewasa mengambil kotak makanan yang selama ini menjadi sumber masalah. Mereka semua kaget bukan kepalang setelah mengetahui isi dalam kotak makanan yang selama ini menjadi rebutan, karena ternyata kotak makanan itu kosong sama sekali tidak berisi.
Mengetahui keadaan anak anaknya yang sudah semakin kelaparan, sang ayam dewasa pergi mencarikan makanan untuk anak anaknya yang sudah mulai sekarat. Sebenarnya sang ayam dewasa sudah tidak mampu lagi mencarikan makanan untuk kelima anaknya, namun ia memaksakan dirinya demi anak anak yang selama ini ia asuh dan ia sayangi.
Beberapa waktu kemudian sang ayam dewasa kembali dengan sejumlah makanan yang bisa ia dapat. Tak lama kemudian ia membagikan makanan tersebut kepada anak anaknya, meski sebenarnya ia telah begitu kelelahan karena mencarikan makanan untuk mereka. Setelah memakan makanan yang dibawakan sang ayam dewasa, ayam kelima, kesatu dan ayam ketiga pulih dari laparnya. Namun karena sudah sangat lelah bertikai, akhirnya nyawa ayam kedua dan keempat tidak bisa diselamatkan sekalipun dibawakan makanan kepadanya.
Karena begitu lelahnya, akhirnya sang ayam dewasa juga menghadapi kematiannya. Sebelum menghadapi ajalnya, sang ayam dewasa sempat berpesan kepada anak anaknya :

Wahai anak anakku yang aku cintai, mengapa kalian menjadi seperti ini ?
Wahai anak anakku yang aku cintai, mengapa kalian memperebutkan sesuatu yang kosong dan tidak berisi ?
Tidak cukupkah segala ilmu yang selama ini aku ajarkan ?
Tidak cukupkah segala kebijaksanaan yang selama ini aku contohkan ?
Dan tidak cukup pulakah segala ilmu saling pengertian yang selama ini aku tanamkan ?
Andai saja kalian bisa saling sabar dan mengerti, tentu semua ini tidak akan pernah terjadi…
Andai saja anakku si ayam kedua segera mengabarkan kotak makanan yang ia temukan, tentu semua ini tidak akan pernah terjadi…
Andai saja anakku si ayam ketiga mampu bersabar dan sedikit menahan diri atas apa yang ia lihat, tentu semua ini tidak akan pernah terjadi…
Andai saja anakku si ayam keempat mau menahan diri untuk mendengarkan sejenak penjelasan si ayam kedua, tentu semua ini tidak akan pernah terjadi…
Andai saja anakku si ayam pertama mau lebih percaya kepada si ayam kelima, tentu semua ini tidak akan pernah terjadi…
Andai saja anakku si ayam kelima mau menjelaskan kepada adik adiknya, mengapa ia mengambil begitu saja kotak makanan itu, tentu semua ini tidak akan pernah terjadi…
Wahai anak anakku yang aku cintai, mengapa kalian memperebutkan sesuatu yang kosong dan tidak berisi ?
Andai saja kalian bisa sedikit lebih sabar dan saling mengerti, tentu semua ini tidak akan pernah terjadi…
Maafkan aku wahai anak anakku, inilah saat terakhir kali aku bisa membantumu. Untuk selanjutnya, kalian harus menyelesaikan sendiri masalah masalah yang kalian timbulkan sendiri, dan kalian juga harus bisa mengatasi masalah masalah kehidupan ini sendiri…
Sungguh, aku sangat menyesal atas apa yang telah terjadi pada kalian…
Wahai anak anakku yang aku cintai, mengapa kalian memperebutkan sesuatu yang kosong dan tidak berisi ?
Hahhh… Andai saja kalian bisa sedikit lebih sabar dan saling mengerti, tentu semua ini tidak akan pernah terjadi…

Semenjak kejadian yang amat menyedihkan itu, si ayam pertama, ayam ketiga dan ayam kelima tidak pernah henti didera penyesalan yang teramat sangat. Mereka tidak pernah berhenti menyesali apa yang telah mereka lakukan. Hingga akhirnya wajah mereka menjadi pucat pasi, dan mata mereka menghitam karena tak pernah berhenti menangis.
Beberapa waktu kemudian, ketiga ayam tersebut menemuiku. Mereka menceritakan semua yang mereka alami secara rinci tanpa kurang satu apapun. Diujung ceritanya, ketiga ayam tersebut berpesan :

Ya, begitulah kejadian yang telah kami alami…Andai saja kami bisa sedikit lebih sabar dan saling mengerti, tentu semua ini tidak akan pernah terjadi…
Entah betapa bodohnya kami, mengapa kami memperebutkan sesuatu yang kosong dan tidak berisi ?

Kami harap, kalian bisa belajar dari kejadian yang kami alami. Kami harap, kalian bisa lebih baik daripada kami. Karena jika kalian tidak lebih baik dari kami, lalu apalah bedanya kami sebagai ayam yang tidak bisa berfikir, dengan kalian sebagai manusia yang punya nurani.

Andai saja kalian bisa sedikit lebih sabar dan saling mengerti, tentu semua ini tidak akan pernah terjadi…
Wahai anak manusia yang memiliki nurani, mengapa kalian memperebutkan sesuatu yang kosong dan tidak berisi ?






23 juli 2010
Nasihat dari seorang yang berjuang namun tak merasa berjasa. Dari seorang yang tak ingin pecahnya ALKA. Dari seorang yang ingi kemajuannya….
Untuk adik adik yang tercinta…
Tidaklah perlu tahu siapa, asal kita semua bisa bersabar dan saling mengerti…
Turut berduka atas semua yang terjadi…
Semoga menjadi pelajaran yang akan memperbaiki…

Selasa, 20 Juli 2010

Semua Karena Alka




kami memang tidaklah sama
semenjak semula
hingga nanti di akhirnya
dan tidak akan pernah sama

mulanya
ada yang coba coba
ada yang benar benar cinta
bahkan ada pula yang terpaksa

dari semua ketidaksamaan
semuanya melebur dalam satu kewajiban
bersama dalam canda, tawa, tangis dan bahagia
hingga semua rasa kini berubah
berubah menjadi rasa yang tak bisa terkata

dan hingga saat ini pun
kami masih saja berbeda satu dan lainnya
namun segala beda itu mempunyai muara yang sama,
muara itu tak lain hanyalah
Apapun Lakukan Karena Allah

dan hingga nanti waktu memisahkan kita
dan ketika namaku telah hilang dari semua memori yang ada
hanya satu yang perlu kalian tahu
bahwa semangat itu akan selalu kubawa
semangat "Alka"



Kupersembahkan untuk Al Kautsar yang telah merubahku hingga seperti ini (entah apa jadinya jika aku tak pernah menemukanmu)
kutulis bersama Langgam Sarung Jagung (Sarung Jagung = kobot, kobot = abot, abote tresno, tentu kalian juga merasakannya)
apapun kata mereka, aku yakin bahwa kita tetap cinta

silahkan diberi judul sendiri sesuai perasaan kalian masing masing
kalau bagiku, puisi ini berjudul "Semua Karena Alka" atau "Semangat Alka"


Ponorogo, ba'da maghrib, 17 juli 2010

Areyessintesis

Rabu, 14 Juli 2010

Pemilukada Kabupaten Ponorogo




Hajatan Pemilukada Kabupaten Ponorogo baru saja usai, setelah , melalui tahapan yang sedemikian panjang, akhirnya pada tanggal 4 Juli 2010 lalu Pemilukada Kabupaten Ponorogo digelar juga.
Sebelum proses pemungutan suara dilaksanakan, sebelumnya ada berbagai proses yang dilewati, mulai dari tabuh gong tahapan Pemilukada Kabupaten Ponorogo yang dilaksanakan pada tanggal 2 Februari silam, hingga yang terakhir adalah rekapitulasi yang dilaksanakan pada tanggal 4 hingga 10 Juli 2010. Secara detail, tahapan Pemilukada Kabupaten Ponorogo adalah sebagai berikut :

1. Tabuh Gong tahapan pemilu kada : 2 februari 2010
2. Daftar pemilih sementara : 5-25 maret 2010
3. Daftar pemilih baru : 29-31 maret 2010
4. Daftar pemlih perbaikan : 1-21 april 2010
5. Pengambilan formulir perseorangan : 2-8 maret 2010
6. Pendaftaran dan pengambilan formulir calon : 20 maret – 4 april 2010
7. Pendaftaran pasangan calon : 5-11 april 2010
8. Pengumuman lolos menjadi pasangan calon : 30 april – 1 mei 2010
9. Penentuan nomor urut pasangan calon : 2-4 mei 2010
10. Kampanye : 17-30 juni 2010
11. Hari tenang : 1-3 juli 2010
12. Pelaksanaan pemilu kada : 4 juli 2010
13. Rekapitulasi : 4-10 juli 2010
Selama pelaksanaannya, Pemilukada Kabupaten Ponorogo juga tidak lepas dari berbagai hambatan, mulai dari dana yang sulit cair hingga mengakibatkan pihak KPUD Ponorogo menghutang dana kepada pihak swasta untuk menalangi dana yang belum turun, hal ini terjadi di awal awal proses Pemilukada. Kemudian ada pula berbagai atribut kampanye yang berupa sticker, bendera parpol ataupun calon, dan bahkan baliho yang masih terpasang selama hari tenang. Dan yang cukup menghebohkan adalah insiden pembakaran surat undangan Pemungutan suara yang disebabkan karena adanya isu politik uang.
Kalau boleh sedikit curhat, Areyes sendiri juga tertipu karena isu politik uang ini. Saya ini memang sedang menjalani studi di Surabaya, sehingga kurang tahu benar situasi menjelang Pemilukada Kabupaten Ponorogo juga kurang tahu mengenai profil calonnya. Yang saya tahu hanya bahwa dua dari tiga calon yang ada adalah pasangan incumbent bupati dan wakil bupati, sedangkan calon yang satunya adalah calon yang pada Pemilukada lalu ikut mencalonkan diri, namun gagal.
Saat itu saya pulang dari Surabaya pada tanggal 3 juli pagi hari dan sekitar siang hari daya sudah sampai di rumah. Ternyata malam harinya (kalau tidak salah sekitar jam 8) ada seorang yang mendatangi rumah saya, dan memberikan sejumlah uang, mereka bilang uang tersebut hanya sebagai ganti rugi perjalanan ke TPS. Karena saya tidak menghendaki hal demikian, maka saat orang tersebut dating, saya pura pura pergi, dan akhirnya bapak saya yang menemui orang tersebut. Setelah pulang (sekitar jam 10 malam) tahu tahu di laptop saya terselip sejumlah uang, karena tidak mau, akhirnya uang tersebut saya kembalikan pada bapak, terserah kalau beliau memang menghendaki uang tersebut, yang penting saya tidak mau. Dan beberapa waktu kemudian, saya mendapat telepon dari seorang saudara. Dan ternyata saudara saya tersebut juga mengajak untuk memilih pasangan calon tertentu , akhirnya telepon tersebut saya berikan kepada ibu saya (saya lagi malas mikir yang begituan). Dan parahnya, esok paginya, ada lagi seorang yang melakukan hal yang sama (waaah serangan fajar ni ceritanya).
Dan akhirnya, saya memilih pasangan calon selain yang disarankan oleh dua orang yang mengunjungi rumah saya tersebut. Menurut saya itu adalah keputusan paling bijaksana, karena memilih calon yang benar benar bersih. Tapi pada siang harinya saya menyesal setengah mati karena mendapat kabar bahwa pasangan yang saya pilih karena saya anggap bersih tadi ternyata di daerah lain juga ada “uangnya”, waaah saya sungguh menyesal memilih dia kang. Kalo tau bakal seperti itu, mending saya nyoblo gambar KPUD aja, atau gag usal milih sekalian. T_T
Kita sudahi saja curhatnya, nanti bisa bisa malah keterusan…
Let’s back to topic…
Setelah berbagai tahapan panjang Pemilukada Kabupaten Ponorogo terlewati, akhirnya pada tanggal 4 sampai 10 Juli kemarin telah dilakukan rekapitulasi suara. Dan akhirnya, hasilnya adalah sebagai berikut ini kang, monggo :

Dari rekap hasil diatas, terlihat bahwa pemenangnya adalah pasangan nomor dua yaitu ADA (Amin-Ida). Pasangan ADA mendominasi di 19 kecamatan dari 21 kecamatan di Ponorogo.
Terlepas dari plus minus pelaksanaan Pemilukada Kabupaten Ponorogo, menurut saya, yang paling penting adalah Pemilukada tetap berjalan secara damai (tidak sepoerti yang di Mojokerto, atau di tipi itpi itu kang. Waaah ruwet setengah mati). Dan semoga pasangan pemimpin kita yang baru ini akan membawa kesejahteraan bagi masyarakat Ponorogo secara menyeluruh, dan jangan sampai ada korupsi ya Pak Amin dan Bu Ida…
Sekali lagi Areyes mengucapkan selamat bagi pasangan terpilih ADA (Amin-Ida), semoga membawa masyarakat Ponorogo kepada kesejahteraan… Allohuma Amin…


Surabaya, 11-13 Juli 2010
Areyessintesis

Sabtu, 10 Juli 2010

Harus Dengan Apa Aku Menutupinya





Dulu, ketika semua masih bersama
Tidak terasa apapun dalam hati
Hanya bahagia menjalani kebersamaan ini

Dan akhirnya waktu itu datang juga
waktu dimana semua harus terpisah
terpisah demi menjalani takdirnya sendiri



Dan saat perpisahan itulah aku merasa ada yang beda
seperti ada yang hilang dari sanubari
Dan muncul sebuah lubang menganga tak tertutupi

Sudah kucoba semua cara
Dari mengalihkan perhatianku
Dan semua cara untuk melupakannya
Namun lubang itu tetap saja ada

Kini muncul sebuah tanya
Mengapa kau melubanginya
Dan kenapa engkau pergi tanpa menutupnya kembali

MENJEMPUT HIDAYAH



Jangan usir kegelapan dengan tongkat,tapi usir kegelapan dengan menyalakan lampu. Niscaya akan mudah memerangi. Cahaya yang paling tinggi adalah cahaya hidayah ALLAH SWT. Kita akan tahu
mana manfaat dan mana maksiat yang tidak bisa dibeli oleh siapapun. Dengan cahaya hidayah,
semuanya menjadi lebih jelas dimata kita antara yang haq dan yang batil.



Hidayah dari Allah begitu lapang. Ibarat kita membuat landasan pesawat. Kalau landasan kita terbuat dari rumput, maka yang mendarat pesawat capung, dan jenis serangga lainnya. Begitupun dengan landasan yang terbuat dari tembok biasa, yang bisa mendarat mungkin pesawat lokal biasa. lain halnya dengan landasan yang terbuat dari beton, yang bisa mendarat bukan hanya pesawat lokal biasa, pesawat pesawat pilihan, bahkan pesawat tempur yang punya daya tempur dahsyat. Artinya, dikala kiuta menginginkan hidayah yang dahsyat, maka kita juga harus membuat landasan yang kuat. Kalau sungguh sungguh maka ALLAH akan sungguh sungguh kepada kita.
Lain halnya jika landasan kita rusak, tidak segera diperbaiki, mungkin tidak akan ada pesawat yang bisa mendarat. Begitu halnya dengan hidayah. Kalau yang ada kita abaikan, maka apa bedanya kita dengan binatang. Teramat rugi bagi orang yang bisa menjemputnya, namun tak pandai menjaganya. Hidayah itu bisa pergi dari kita begitu saja. Bersiap siaplah berada dalam kegelapan lagi. Kaki terpeleset, badan terantuk, dan kepala terbentur. Oleh karena itu, kita harus menyadari bahwa yang termahal dalam hidup ini adalah hidayah atau nur cahayanya (iman) dari Allah swt. Dunia dan seisinya seolah tidak berarti jika kita memiliki cahaya hidayah. Dengan hidayah sudah cukup kita merasa memiliki segalanya.
Sungguh rugi oarng yang telah berada dalam hidayah dan menyia nyiakan begitu saja lalu kembali berada dalam kegelapan. Orang yang tidak memahami pentingnya nilai hidayah, akan dengan sangat mudah menukar kebahagiaan hakiki ini dengan apa yang menurutnya bisa mendatangkan kebahagiaan di dunia saja. Hidayah seolah seperti mainan yang bisa dibongkar pasang. Jangan heran bila orang seperti ini akan melihat hidayah dari sisi yang menguntungkan di dunia menurut kacamatanya. Hingga Allah mencabut kenikmatan itu dan menistakannya.
Pemeliharaan hidayah bisa dilihat dari sikap kita dalam menerima masalah. Apakah kita akan merasa rugi dengan masalah yang ada atau malah diuntugkan? Orang yang pandai memelihara hidayah, akan menjadikan setiap masalah sebagai sesuatu yang mendatangkan keuntungan. Kuncinya ada pada perlakuan terhadap masalah. Dia tidak menjadikan masalah sebagai masalah, tapi sebagai hidayah, ladang ilmu, ladang amal, dan sebagai sarana untuk mendekat kepadan Allah ta’ala. Juga sebagai sarana menukur kesabaran.
Dengan demikian saudaraku, kunci dari menjaga hidayah ini terdapat dalam memetik hikmah dari setiap kejadian. Pastikan setiap masalah kehidupan yang kita temui selalu dihadapi dengan tenang. Karena kita yakin, setiap ujian pasti mengandung hikmah. Pandai pandai kita untuk mencari hikmah yang senantiasa mengantarkan kita pada ketenangan hidup. Dengan berbekal keimanan dan rasa syujur yang mendalam, Allah ta’ala akan terus membekali hamba-Nya dengan cahaya hidayah. Jagalah hati kita untuk tetap jernih, hingga hidayah akan dengan sangat mudah kita terima.
Mudah mudahan Allah ta’ala senantiasa mengaruniakan kemampuan pada kita untuk terus menjemput hidayah. Ddan mampu menjaga setiap hidayah yang telah didapat.

Oleh KH Abdullah Gymnastiar
Diambil dari Majalah Al Falah Edisi266 Mei 2010