Rabu, 19 Desember 2012

Entahlah



Betapa memiliki perasaan tanpa mengungkapkannya adalah sesuatu yang sungguh sangat berat.
Namun lebih jauh dari itu, bukankah sebaik baiknya janji adalah janji yang ditepati...
Maka cukuplah kusimpan janji janjiku ini.
Maka biarlah dunia tahu pada saatnya nanti

Sebagian mungkin tidak mengerti maksud ini
Itupun tidak mengapa, karena memang haknya

Jika dalam perjalanan ini
Dirasa terlalu lama dan beratnya
Maka cukuplah aku yang menanti
Tak ingin kupaksakan orang lain untuk penantian ini

Kamis, 13 Desember 2012

Allah Tidak Pernah Kekurangan Akal

Jadi kisah ini bermula ketika awal semester lalu. Saat  itu, dengan penuh keajaiban, akhirnya judul Tugas Akhir (selanjutnya akan kita sebut sebagai TA) yang aku ajukan diterima tanpa terlalu banyak sanggahan dari dosen. Entah karena kasihan, judul yang kuambil terlalu sulit, atau aku yang terlalu pasrah sehingga dosen dosen penguji jadi malas mau nambah nambah TA yang aku ajukan.... Sudahlah, intinya judul diterima.... Alhamdulillah

Berdasarkan jadwal resmi, selang waktu 6 bulan lagi (akhir semester) akan diadakan sidang progress TA. Hal ini bertujuan untuk melihat sejauh mana kinerja mahasiswa dalam mengerjakan judul TA masing masing. Di awal awal masa pengerjaan tugas akhir (saat itu sekitar libur puasa dan lebaran), ada sejumlah teman yang sudah mulai mengerjakan TAnya masing masing. Bahkan beberapa dari mereka sudah melakukan berbagai konsultasi dengan dosen pembimbing.

Dan apa yang aku lakukan saat itu ? PULANG, ya Pulang. sudah sedemikian lamanya aku tidak pulang saat itu. Mulai dari tugas akhir semester, UAS, lalu PIMNAS, dan terakhir sidang Kerja Praktek, sidang Pengajuan Judul Tugas Akhir, beserta dengan revisi revisinya. Praktis sekitar dua atau tiga bulan aku tidak pulang. Maka saat ada kesempatan, aku langsung pulang. SUdah tanpa pikir panjang lagi.

Seharusnya (idealnya), TA dicicil selama masa kuliah, agar tidak bingung di masa masa menjelang sidang progress. Tapi kenyataannya, masa masa kuliah justru tugasnya MasyaAllah, buuuuanyak banget. Bahkan ada diantara tugas yang levelnya sama seperti tugas akhir. Ditambah lagi, banyak diantara kami seperti terlena dengan keadaan. Bukannya mempersiapkan tugas akhir, kami justru lebih sibuk untuk mencari kegiatan lain. Ya lomba kemana mana, ya mengerjakan proyek, atau juga jalan jalan bersama, sekedar mengakrabkan diri.

Hingga akhirnya, taraaaaa..... Sudah desember, jadwal sidang progress sebulan lagi. Dan TA belum apa apa, kami terlalu sibuk ini itu. Mana proyek masih ada pula... huft =_=".... Keadaan ini membuatku lembur berhari hari (biasanya juga lembur, tp banyak magabutnya). Karena banyak pikiran, sholat jadi terlambat terlambat, banyak begadang, bangun paling pagi jam 7.. Sudah lupa kapan terakhir solat subuh tepat waktu, apalagi jama'ah. Kalaupun bisa solat jama'ah, itupun susah sekali untuk konsentrasi (khusyu'). Sekalinya mau konsen, kepikiran TA belum apa apa.. Hwaaaa.... Aku coba lihat program andoroid yang dulu pernah aku buat sebelumnya (program yang aku persiapkan untuk TA), tapi ternyata programnya sudah ndak bisa dibuka.... nangis darah

Satu saat, akau benar benar seperti putus asa, sholat juga sudah ndak berasa apa apa. Tapi aku tetap mencoba untuk konsentrasi, meskipun susah sekali. Tapi meskipun solatku tidak pernah konsentrasi, ada satu hal aneh ketika aku solat. Setiap kali solat, aku selalu merasa ngantuk, dan ketika ngantuk, aku selalu meneteskan air mata. Jadi aku selalu meneteskan air mata saat solat (kelihatannya sih keren, nangis pas solat, padahal aslinya nangis karena ngantuk). Saat itu doaku sudah semakin berkurang, bahkan kadang hanya satu, yaitu mohon untuk TA dirido'i. Bukankan apapu kalau sudah dirido'i Allah akan jadi mudah.... Semoga

Dan hadiahnya adalah, suatu malam (Rabu, 12 Des 2012). Saat itu setelah solat isya' aku menyempatkan mendengar pengajian di masjid dekat kampus (itupun aku datang tepat ketika pengajian mau selesai). Setelah itu, kembali ke lab, dan browsing browsing TA (harus ngebut ngebut, karena teman yang lain sudah jauh kerja TAnya). Subhanallah, tiba tiba ketemu program android yang sesuai dengan tugas akhirku..... Aku coba download, dan ternyata bisa dijalankan, tanpa ada error error yang berarti..... Setidaknya,  dengan program ini kini aku ada bahan untuk bisa konsultasi ke dosen.....

Subhanallah....
Ketika aku sudah mulai putus asa, dan semua jalan keluar seolah sudah tertutup. Ingatlah, Allah tidak akan pernah kekurangan akal untuk membantu setiap makhlukNya

Rabu, 31 Oktober 2012

Sesungguhnya Allah mencintai seseorang hamba yang bertakwa, yang selalu merasa cukup, dan berusaha menyembunyikan amalnya

HR. Muslim
Datangnya kesulitan, bersamaan dengan kemudahan
"HR. Tirmidzi"

Selasa, 30 Oktober 2012

When Allah leads you to the edge of the cliff, trust him fully.
Only one of the two thing will happen;
Either he will chatch you when you fall or he will teach you how to fly

Rabu, 24 Oktober 2012

Semakin banyak berharap diberi sesuatu oleh makhluk, akan semakin galau, tegang, dan banyak terluka hati
aa' Gym 

Rabu, 26 September 2012

Maaf




Sungguh, aku tidak pernah tahu apa yang terjadi
Semua begitu cepat
Atau mungkin memang aku yang terlalu bodoh
Sungguh aku tidak tahu

Namun, bila memang ini semua salahku
Aku Mohonkan maaf yang sebesarnya
Seikhlasnya
Sungguh, tak pernah ada maksud begini

Atau mungkin karena orang sekitarku
Sekali lagi aku mohonkan maafku
Sungguh
Aku tak punya kuasa atas orang sekitarku

Aku sadar
Sesadar sadarnya
Bahwa aku bukan siapa
Hanya seorang yang kebetulan melewatimu

Aku sadar
Mungkin kau terlalu marah dan muak
Hingga tak ada sisa maaf bagi manusia sepertiku
Yang terlampau bodoh dan lancang

Mungkin maaf itu tidak pernah akan untukku
Namun bila masih boleh berharap
Setidaknya engkau tahui ucap maafku
Entah nanti bagaimanapun jawabmu


MAAF
 

Kamis, 20 September 2012

SMS #3

Barangsiapa diantara kalian yang mampu memberikan manfaat bagi saudaranya, hendaklah ia melakukannya

HR Muslim

Senin, 17 September 2012

SMS #2



Our greatest glory is not in never falling, but in rising every time we fall
_confucius_

9 Juni 2011 Hariyanto

Kamis, 13 September 2012

SMS #1

Sebuah sms dari teman yang sepertinya kontaknya sudah terhapus


11 Mei 2011 Unknown

Ya Allah..
Yang sedang membaca sms ini adalah saudaraku yang baik dan begitu perhatian
padaku
Bekahi dia Ya Allah
Limpahkan RizqiMu padanya
Bahagiakanlah dia
Kuatkan imannya
Berikanlah dia kenikmatan ibadah
Perkayalah dia dengan ilmu
Hiasilah hatinya dengan sabar dan kasih sayang
Muliakanlah wajahnya dengan ketakwaan
Perindahlah fisiknya dengan kesehatan

Minggu, 09 September 2012

Cinta Dalam Pandangan #2



        Seiring putaran roda sang waktu. Menggilas janji janji anak ingusan macam kami. Mereka yang dulu bersama atas nama cinta, cinta yang mereka definisikan sekedar umurnya, kini berjalan saling menyendiri. Hubungan dua insan ingusan Kini membeku dalam keabuan masa usia. Bahkan mungkin cintanya terlalu membara, hingga membakar relung relung hati, menyisakan luka, memunculkan murka keduanya.
Berjalan aku diujung waktu, menyambut hari hari baru, masih dalam ketidak mengertianku yang kuacuhkan, tentang cinta dan kehidupan. Dalam pikir bagiku tetap sahabat dan ketidak mengertianku, namun entah mereka.
        Seiring waktu semuapun berjalan, menjalani takdir masing masing. Sebagian mereka pergi, sebagian datang diwaktu baru ini. Waktu baru, semangat baru, kisah baru, mungkin juga cinta cinta baru, pula cara yang baru. Aku tetap begini, menikmati kesendirian akibat ketidaktahuanku,  sahabat di kanan dan kiriku. 
Mungkin kekagumanku. Kekaguman akan sosok, akan rupa, akan ilmu, dan juga segala. Kagum yang sempat salah kumaknai cinta. Tapi biarlah, setidaknya hal ini tidak terus berlarut dalam diriku. 
*****
        Kini sejurus tahun semenjak kekaguman yang kusalah artikan. Kami sempat kembali, sekedar menyambung sahabat yang lama hilang. Kupandang wajah dan tingkahnya, masih semangat seperti dulu, ceria dan seyumnya tak pernah lupa. Nampak kini dia bahagia, membangun usaha di masa mahasiswa, menimba ilmu yang hasilnya mungkin lebih dariku, dan berbahagia dengan dia seseorang yang sudah tak asing kesolehannya bagiku.

        Namun betapa aku terkejut saat dia berujar, apa saja yang kau tunggu dikala itu, tidak taukah bahwa ada dirimu dalam harapku ?.... Ujarnya hanya mampu kujawab dengan senyum, senyum terbaikku. Sungguh, aku terlalu bodoh kala itu, tidak pernah aku bisa mengerti penantianku. Maaf, beribu maaf atas kesakitanmu karenaku. Kata kata yang hanya mampu terucap oleh hati.
*****
        Untuk mengusir sepiku, akupun hanyut dengan mereka mereka. Kami yang bersepakat berjalan bersama, untuk sejenak menepi dari hingar bingar perasaan muda. Kami berjalan, kami berlari, menambal dan menyulam satu sama lain, dalam kelemahan dan kekuatan bersama. Aku masih tak mengerti, namun setidaknya, aku sudah tak sendiri di jalan ini.
        Di usia ambang dewasa, mereka semakin mengerti, akan benar dan salahnya. Namun aneh bagiku, bukan benar yang dijalani, hanya salah yang kian direkayasa, hingga seolah benarnya saja mereka.
        Ketika itu dunia sibuk dengan cokelat dan festivalnya. Semua menunjukkan kasih akan sesama. Heranku, jika kasih hanya sehari, lalu dimana kasih dihari hari lainnya ? Di hari itu hanya sepi diantara kami. Semua menyadari, bahwa hari itu adalah keganjilan yang tak seharusnya diikuti. 
        Betapa mataku terbelalak dikeesokan hari, semua hiruk pikuk dengan batangan batangan cadbury di tangannya. Kusempatkan bertanya salah satunya, dan katanya, "bahwa merayakan di hari kemarin itu adalah kesalahan, sehingga kami melakukannya hari ini". Oh Tuhan, aku memang tidak ber ilmu. Namun sebodoh bodohnya diriku, bagiku salah tetaplah salah, meski dilakukan dengan cara berbeda. Buruk tetaplah buruk, meski ditimbun sejuta kebaikan.
        Kunikmati sendiri jalanku, saling tambal sulam semangat bersama sahabat. Hingga sebagian mereka mengolokku. Bagaimana mungkin aku memilih jalan sendiri, disaat semua hingar bingar dengan arti cintanya yang baru.
        Ya, aku sadari betul perbedaan itu. Di masa ini cinta sudah berbeda. Cinta tumbuh dimeja meja berbalut belajar bersama. Cinta dihalalkan mekar diantara prestasi prestasi dengan berkedok saling menyemangati. Cinta yang saat ini, merebak di serambi serambi masjid yang katanya demi semangat untuk ibadah yang lebih baik. Cinta yang saat ini, tumbuh bersama para sahabat, saling merajut janji seolah hidup selamanya berdua sudah pasti. Padahal kecuali Tuhan, makhluk mana yang menjual pasti ?
        Entah bagaimana mula, tiba tiba mereka berpikir aku dengannya. Perempuan anggun yang mungkin paling pendiam disini. Dia diam, dia menawan, dia sederhana, keindahan terbesarnya adalah serba ketidakberlebihannya. Tak sadar kami mulai biasa, bahkan menikmati anggapan mereka. Meski tak pernah terucap kata. Sekali lagi aku terlalu payah dalam hal ini.
        DI waktu waktu mendatang, dari seorang sahabat kutahui dia telah memilih pendampingnya. Entah sedih atau senang baginya, aku bersyukur bahwa itu bukanlah aku. Setidaknya aku tak perlu berjanji, janji yang sebenarnya belum tentu akan mampu aku penuhi. Dan memang aku payah dalam hal ini, maaf, beribu ribu maaf.
        DIpenghujung waktu, kami harus pergi. Mengakhiri kebersamaan ini. Sekali lagi menyambut takdir. Entah itu keluarga, cita cita, ataupun asa, semua pilihan masing masing. 
        Dalam waktu waktu perpindahan ini. Mereka yang dulu bersama atas nama kasih, sekali tercerai berhamburan. Hanya mungkin dalam balutan yang lebih santun kali ini. Mereka yang bersama, ketidakcocokan menjadi alasan pemudar rasa. Mereka yang dekat hati, jarak menjadi jurang pemisahnya. Beserta beribu alasan yang terlalu tinggu untuk bisa kupahami.
        Dan apa apa yang mereka puja banggakan tentang cinta, kudapati kini pudar seiring waktu. Bilapun diijinkan bertanya, maka aku ingin berkata. Mana ? Apa kabar cinta ?
         Di ujung kata, syukurku masih sama. Ketidak mengertianku, dulu kurasa berat. Namun kini biasa kunikmati sendiri pahitnya sepi ini. 

        Yah, aku memang terlalu bodoh untuk mengerti. Mengerti, apalagi menjalani cinta cinta beserta kisahnya yang terjadi.Aku hanya tahu bahwa ada sahabatku disini. Namun sungguh, aku banyak bersyukur dengan kebingunganku.
        Setidaknya, disini masih ada teman temanku. Sedangkan mereka yang mengaku bersama karena cinta, kini tercerai berai, bahkan saling caci penuh benci.
Dari sinilah kisah berlanjut, tentang cinta dalam pandangan, tentang kisah dalam perjalanan panjang kehidupan. Dari sini mulai kurasa kebimbangan, bahwa mungkin cinta, belum waktuku kini. 



Cinta dalam Pandangan #2
Surabaya, masa masa kuliah, 
lebih dari tiga tahun semenjak ketidak mengertian yang aku syukuri.
 
Tulisan adalah buah pemikiran.
Tidak selalu sebuah kejadian.
Namun juga tidak selalu hanya impian.

Kamis, 06 September 2012

Cinta Dalam Pandangan #1



Cinta cinta cinta, sesuatu yang mungkin paling banyak menyita perhatian manusia di muka bumi. Tidak dapat dipungkiri bahwa semua manusia mengalaminya, dahulu, sekarang, atau mungkin nanti.
Dahulu, sungguh aku tak banyak tahu. Aku terlalu sibuk berkawan, bermain, dan hal hal nampak lainnya.Hingga disatu masa sebagian kami terjangkit juga.Masih nampak jelas tentang kisah kisah
masa itu. Secarik kertas binder dengan tulisan stabillo  hijau kekuningan menjadi sebuah penanda dimulainya hubungan, dan merekapun tersenyum berbarengan. 
Ada pula kisah ketika hampir semua kesana kemari membagikan berbagai jenis cokelat, mulai dari yang mahal, hingga cokelat seharga limaratus rupiah perbiji. Atau ketika sepasang anak bau kencur berbasah
kuyup ria kala memperingati kelahiran mereka.

Namun aku tak bergeming dengan segala hiruk pikuk itu. Bukan, bukan berarti aku tak mengalaminya. Kala itu, dia duduk di bangku paling belakang, barisan paling kiri. Dan aku duduk paling belakang barisan tengah. Ya, aku memang hanya seorang anak desa yang udik dan payah, hingga aku tak mampu berteman dengan para anak borjuis sehingga aku terkucilkan, duduk paling belakang. 
Satu ketika dia melihatku dalam dalam, aku masih terpaku.Sejurus kemudian, sebuah kiss bye darinya meluncur ke arahku. Aku masih terpaku, sungguh aku tak mengarti apa maksudnya. Hingga semua berlalu begitu saja, tanpa pernah ada pertanyaan, jawaban, atau apapun.
Kini, setelah berlalu bertahun tahun, aku bertemu lagi dengan sosok itu. Berjalan diantara barisan rak rak etalase, kulihat wajahnya nampak tidak asing. Namun aku ragu untuk menyapanya. Hingga dia memulai
dahulu. Diujung percakapan, kudapati bahwa sekarang dia satu kampus denganku, saking banyaknya mahasiswa disana, hingga tidak kusadari kehadirannya.Cerita itupun berlalu tanpa kepastian. 
Dalam kebingunganku akan hidup dan cinta, roda waktu terus berputar. Hingga akhirnya, mereka yang dulu bersama, kini bercerai berai tergilas waktu. Bahkan tidak jarang berujung pada murka amarah, caci dan makian yang sama sekali bertolak belakang dengan kebersamaan mereka dimasa dahulu.
Yah, aku memang terlalu bodoh untuk mengerti. Mengerti, apalagi menjalani cinta cinta beserta kisahnya yang terjadi.Aku hanya tahu bahwa ada sahabatku disini.
        Namun sungguh, aku banyak bersyukur dengan kebingunganku.
       Setidaknya, disini masih ada teman temanku. Sedangkan mereka yang mengaku bersama karena cinta, kini tercerai berai, bahkan saling caci penuh benci.
Dari sinilah kisah bermula, tentang cinta dalam pandangan, 
tentang kisah dalam perjalanan panjang kehidupan. Dari sini mulai kurasa kebimbangan, 
bahwa mungkin cinta, bukan waktuku kini. 



Cinta dalam Pandangan #1
Surabaya, masa masa kuliah, 
lebih dari tujuh tahun semenjak ketidak mengertian yang aku syukuri.

Kamis, 19 Juli 2012

Tetap Berdo'a

 

      Alhamdulillah. Seperti yang telah aku posting sebelumnya, sidang SPPA sudah lancar jaya. Namun kemarin, aku mulai bingung lagi. Dari sejumlah temanku yang sidang SPPAnya lancar, ternyata ada yang harus mengganti judul tugas akhirnya (kl ganti judul, ya sama aja ngulang lagi dari awal, ya idenya, ya penulisannya dan juga yang lain lainnya).
     Dari kasus yang terjadi tersebut, aku mulai tanya tanya (aslinya sih khawatir juga). Ada yang bilang bahwa sebenarnya idenya sudah bagus, namun mereka tidak mampu menjelaskan rencana tugas akhirnya dengan baik. Ada yang bilang bahwa idenya sudah terlalu banyak yang menggunakan. Ada yang bilang bahwa sebaiknya sebelum melakukan sidang, sebaiknya sudah mulai mengerjakan rencana tugas akhirnya, sehingga bisa meyakinkan dosen bahwa rencana tugas akhir tersebut benar benar bisa diwujudnkan. Dan yang paling parah adalah, kalau dosen poenguji sudah tidak setuju, ini akan jadi sangat berat.  Kurang lebih seperti itulah hasil jajak pendapat dari teman teman sekelas. 
     Untuk lebih memantapkan, aku tanya tanya juga pada kakak kelasku. Dan jawaban mereka, rata rata adalah "Bismillah, kamu pasti bisa", "Semangat pokoknya", "Asal tekun pasti bisa, meskipun awalnya terasa buntu". Waduuuh, gimana ini, jawabannya diplomatis semua. Tapi sudahlah, setidaknya mereka sudah memberiku semangat.
    Satu hal yang pasti, sebenarnya aku tetap saja bingung harus melakukan apa. Sidang SPPAku sebenarnya lancar, namun diberi tambahan tertentu oleh dosen. Pada saat itu aku iya iya saja, tapi setelah aku pikir pikir lagi, judul rencana tugas akhirku ini sudah jarang yang menggunakan, tapi pas ditambah tambahin oleh dosen, kok aku ngikut aja ya ???? (bingung). 
    Tapi kalau terus menerus bingung juga tidak ada gunanya. Yasudah ikut saran kakak kelas saja "Asal tekun, pasti bisa". Dan satu hal yang tentu tidak boleh lupa, mendekat pada Allah, apapun caranya, biar nanti ditolong Allah SWT. 
    Bagaimana kejelasan nasib rencana tugas akhirku nanti ? Entahlah, ikhlas saja sambil berdo'a. Mohon do'anya teman  teman juga ya..... Semoga tugas akhirku diridho'i Allah.

Aamiin


SUrabaya 19 Juli 2012
Rumah Ngagel


Rabu, 18 Juli 2012

Jangan Lupa Sedekah

     Subhanallah, benar benar luar biasa. Sudah berulang kali aku mengalami hal seperti ini, dan aku masih saja terkejut kejut. Jikapun ditanya, sebenarnya aku juga tidak tahu apa hubungannya, namun sungguh aku yakin, karena telah mengalami sendiri. Memang menurutku agama tidak bisa dipikir dengan nalar saja, terlalu banyak hal hal yang diluar jangkauan nalar manusia, namun Allah bisa dengan sangat mudah melakaukannya. Baiklah, langsung saja. 
     Kemarin (17 Juli 2012) adalah waktu bagiku untuk menjalani Sidang Pengajuan Proyek Akhir (SPPA), ya semacam sidang pengajuan judul skripsi kalau untuk mahasiswa sarjana. Sidang ini menjadi salah satu penentuan, apakah judul tugas akhir yang aku ajukan diterima atau tidak, dan kedepannya tentu menentukan juga nasib tugas akhir dan kelulusanku. Namun yang menjadi masalah (sebenarnya juga nikmat sih), aku diterima PIMNAS XXV di Jogja. Padahal sebenarnya waktu itu adalah jadwal untuk SPPA, tapi karena dari jurusanku ada tiga tim yang lolos, makanya SPPA diundur. Dan parahnya, SPPA diundur menjadi tanggal tepat setelah aku pulang dari PIMNAS. Nah, yang jadi masalah adalah, ya kalau temen temen yang lain ndak iku pimnas sih ndak papa, kan mereka bisa ada waktu lebih untuk persiapan SPPA. La aku, harus pusing pusing mikir pimnas, pulangnya, langsung sidang SPPA menghadang. hwaaaaaa setres gila.
     Akhirnya aku pulang dari PIMNAS pada hari jum'at (27 Juli), dan jadwal SPPA tanggal 23 Juli. Pulang sekitar jam 10, istirahat sebentar langsung jum'atan, dan jam 4 sore langsung latihan presentasi. Karena memang ndak ada persiapan, jadilah amburadul latihan presentasiku. Pulang pimnas badan sudah remuk semua, mood juga ndak karuan. Rencana untuk perbaikan presentasi dan proposalpun berujung pada kasur. Tepar. Hari jum'at habis untuk tidur, harai sabtu habis untuk main game, dan ujung ujungnya mood tidak juga membaik. Hari minggu habis untuk menonton tivi, hancurlah sudah harapanku.
     Yasudahlah, mengejar yang lain lain juga tidak dapat dapat, mending fokus persiapan mental.Hari senin, sholat isya' di musholla dekat rumah (semenjak jumat sampai senin, mungkin cuma ini solatku yang jama'ah di masjid. parah). Sudah aku niatkan, berangkat ke masjid bawa uang gambar bung karno. Pas nyampek eh, cuma ada satu orang, la jama'ah lainnya mana ya ?. Yasudahlah, dua orang sudah cukup untuk jama'ah. Suasana musholla jadi sepi (ya iyalah, yang sholat cuma dua orang), jadi leluasa untuk dzikir dan minta pada Allah sepuasnya (dzikir panjang cuma pas butuh doang, hadeeeh, mahasiswa macam apa ini). Habis dzikir, uang kertas merah gambar presiden sukarno kurelakan masuk kotak. Biarlah, sedekah pas susah saja, daripada tidak sama sekali (tetaaap, mencari alibi). 
     Hari senin ndak ke kampus, ternyata aku dapet jadwal sidang hari selasa. Sudah tidur saja dirumah, daripada ke kampus tambah ikut bingung juga. Senin malam, aku main kerumah teman, niatnya sih belajar program buat presentasi SPPA, tapi kenyataaannya, ndak bisa mrogram, software pada error semua, dan ujung ujungnya, tidur (besoknya mau sidang, ndak ada persiapan, malah tidur). 
      Hari H sidang, persiapan seadanya, yasudah do'a saja. Sidang sekitar jam 12, jam 10an aku sholat duha, yah itung2 ngilangin tegang. Habis solat, nunggu sebentar, dan tibalah waktu sidang. (Kalau diceritain jalannya sidang SPPA, lama kayaknya, langsung hasilnya saja ya :D ). Dan subhanallah, sidangnya lancar jaya, dan tidak terjadi pembantaian yang berarti selama sidang. Subhanallah, aku, si bodoh yang ndak bisa apa apa, yang sidangnya ndak ada persiapan, bisa melalui sidang dengan lancar merupakan hal yang sangat luar biasa. 
     Aku masih yakin bahwa ini ada sangkutannya dengan sedekah dan sholat dhuha yang aku lakukan sebelumnya. Mungkin ada sebagian yang mengira bahwa ini tidak berhubungan, namun bagiku ini sangat berhubungan. Pada intinya, menjelang ujian, harus banyak banyak melakukan tirakat (ibadah dan mendekat pada Allah, apapun caranya). 
     Yah, aku akui, aku masih sedekah hanya ketika ada maunya saja, solat dhuha juga ketika dalam kesulitan saja, tapi bukankah itu masih lebih baik daripada tidak sama sekali. Jadi, apapun kondisinya, sedih, susah, senang, dan bagaimanapun keadaanya, mari kita mendekat pada Allah. Masalah orang melihatnya tidak ikhlas, atau ada maunya saja, biarkan saja itu, toh tetaplah Allah saja yang bisa menilai ibadah kita. :D 


Alhamdulillah. Subhanallah sekali hidupku ini :D 




 Surabaya, 18 Juli 2012 
 Workshop Teknik Komputer PENS

Mulai Lagi


     

     Sudah lamaaaa sekali rasanya tidak menulis, sudah kangen. Rasanya terlalu banyak keajaiban dalam hidupku, sayang kalau tidak diabadikan, setidaknya melalui tulisan.
     Baiklah, tidak perlu banyak cincong, lagsung saja, mulai hari ini, semoga bisa aktif menulis lagi.
     Semangaaaat



     18 Juli 2012
     Workshop Teknik Komputer PENS

Minggu, 01 Januari 2012

Harap




Raga yang mulai lelah
Gontai berjalan kian pelan dan tanpa arah
Keringat, darah bercucuran
Membasahi tiap langkah


Namun besarnya penderitaan
Tidaklah mungkin mampu menggugurkan tiap kewajiban
Kecuali tlah purna terlaksana
Meski dengan keringat, dan tetes darah


Entahlah
Nyatanya hingga kini kumasih mampu berdiri

Semoga di hari hari nanti
Masih dapat kujumpai senyum itu disetiap pagi
Ibu, ayah, kamu, tetaplah tegar menanti