Rabu, 18 Juli 2012

Jangan Lupa Sedekah

     Subhanallah, benar benar luar biasa. Sudah berulang kali aku mengalami hal seperti ini, dan aku masih saja terkejut kejut. Jikapun ditanya, sebenarnya aku juga tidak tahu apa hubungannya, namun sungguh aku yakin, karena telah mengalami sendiri. Memang menurutku agama tidak bisa dipikir dengan nalar saja, terlalu banyak hal hal yang diluar jangkauan nalar manusia, namun Allah bisa dengan sangat mudah melakaukannya. Baiklah, langsung saja. 
     Kemarin (17 Juli 2012) adalah waktu bagiku untuk menjalani Sidang Pengajuan Proyek Akhir (SPPA), ya semacam sidang pengajuan judul skripsi kalau untuk mahasiswa sarjana. Sidang ini menjadi salah satu penentuan, apakah judul tugas akhir yang aku ajukan diterima atau tidak, dan kedepannya tentu menentukan juga nasib tugas akhir dan kelulusanku. Namun yang menjadi masalah (sebenarnya juga nikmat sih), aku diterima PIMNAS XXV di Jogja. Padahal sebenarnya waktu itu adalah jadwal untuk SPPA, tapi karena dari jurusanku ada tiga tim yang lolos, makanya SPPA diundur. Dan parahnya, SPPA diundur menjadi tanggal tepat setelah aku pulang dari PIMNAS. Nah, yang jadi masalah adalah, ya kalau temen temen yang lain ndak iku pimnas sih ndak papa, kan mereka bisa ada waktu lebih untuk persiapan SPPA. La aku, harus pusing pusing mikir pimnas, pulangnya, langsung sidang SPPA menghadang. hwaaaaaa setres gila.
     Akhirnya aku pulang dari PIMNAS pada hari jum'at (27 Juli), dan jadwal SPPA tanggal 23 Juli. Pulang sekitar jam 10, istirahat sebentar langsung jum'atan, dan jam 4 sore langsung latihan presentasi. Karena memang ndak ada persiapan, jadilah amburadul latihan presentasiku. Pulang pimnas badan sudah remuk semua, mood juga ndak karuan. Rencana untuk perbaikan presentasi dan proposalpun berujung pada kasur. Tepar. Hari jum'at habis untuk tidur, harai sabtu habis untuk main game, dan ujung ujungnya mood tidak juga membaik. Hari minggu habis untuk menonton tivi, hancurlah sudah harapanku.
     Yasudahlah, mengejar yang lain lain juga tidak dapat dapat, mending fokus persiapan mental.Hari senin, sholat isya' di musholla dekat rumah (semenjak jumat sampai senin, mungkin cuma ini solatku yang jama'ah di masjid. parah). Sudah aku niatkan, berangkat ke masjid bawa uang gambar bung karno. Pas nyampek eh, cuma ada satu orang, la jama'ah lainnya mana ya ?. Yasudahlah, dua orang sudah cukup untuk jama'ah. Suasana musholla jadi sepi (ya iyalah, yang sholat cuma dua orang), jadi leluasa untuk dzikir dan minta pada Allah sepuasnya (dzikir panjang cuma pas butuh doang, hadeeeh, mahasiswa macam apa ini). Habis dzikir, uang kertas merah gambar presiden sukarno kurelakan masuk kotak. Biarlah, sedekah pas susah saja, daripada tidak sama sekali (tetaaap, mencari alibi). 
     Hari senin ndak ke kampus, ternyata aku dapet jadwal sidang hari selasa. Sudah tidur saja dirumah, daripada ke kampus tambah ikut bingung juga. Senin malam, aku main kerumah teman, niatnya sih belajar program buat presentasi SPPA, tapi kenyataaannya, ndak bisa mrogram, software pada error semua, dan ujung ujungnya, tidur (besoknya mau sidang, ndak ada persiapan, malah tidur). 
      Hari H sidang, persiapan seadanya, yasudah do'a saja. Sidang sekitar jam 12, jam 10an aku sholat duha, yah itung2 ngilangin tegang. Habis solat, nunggu sebentar, dan tibalah waktu sidang. (Kalau diceritain jalannya sidang SPPA, lama kayaknya, langsung hasilnya saja ya :D ). Dan subhanallah, sidangnya lancar jaya, dan tidak terjadi pembantaian yang berarti selama sidang. Subhanallah, aku, si bodoh yang ndak bisa apa apa, yang sidangnya ndak ada persiapan, bisa melalui sidang dengan lancar merupakan hal yang sangat luar biasa. 
     Aku masih yakin bahwa ini ada sangkutannya dengan sedekah dan sholat dhuha yang aku lakukan sebelumnya. Mungkin ada sebagian yang mengira bahwa ini tidak berhubungan, namun bagiku ini sangat berhubungan. Pada intinya, menjelang ujian, harus banyak banyak melakukan tirakat (ibadah dan mendekat pada Allah, apapun caranya). 
     Yah, aku akui, aku masih sedekah hanya ketika ada maunya saja, solat dhuha juga ketika dalam kesulitan saja, tapi bukankah itu masih lebih baik daripada tidak sama sekali. Jadi, apapun kondisinya, sedih, susah, senang, dan bagaimanapun keadaanya, mari kita mendekat pada Allah. Masalah orang melihatnya tidak ikhlas, atau ada maunya saja, biarkan saja itu, toh tetaplah Allah saja yang bisa menilai ibadah kita. :D 


Alhamdulillah. Subhanallah sekali hidupku ini :D 




 Surabaya, 18 Juli 2012 
 Workshop Teknik Komputer PENS

Tidak ada komentar:

Posting Komentar